PENGEMBANGAN
SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI
Dosen Pengampu: Mustika Dewi
Muttaqien, M.Si
“Strategi
Pengembangan Emosi Pada Anak Usia TK”
Disusun
Oleh :
PUTRI ADIPURA
2015330017
SEMESTER 5
KELAS REGULER
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK
USIA DINI
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM AL-HAMIDIYAH
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji hanya bagi Allah Swt
Tuhan semesta Alam. Allah yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada
kita. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Besar Muhammad
Saw, keluarganya, sahabatnya, dan kita sebagai generasi penerus hingga akhir
zaman.
Alhamdulillah saya dapat berhasil
menyelesaikan sebuah makalah tentang ”Strategi Pengembangan Emosi Pada Anak Usia
TK”.
Demikian pula dengan makalah ini,
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
tetap saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Depok, 27 Novemver 2017
Putri Adipura
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan sosial adalah proses
kemampuan belajar dan tingkah laku yang berhubungan antara individu dengan
individu lainnya sebagai bagian dari kelompoknya.
Perilaku sosial merupakan aktivitas
dalam hubungan dengan orang lain, baik dengan teman sebaya, guru, orang tua
maupun lingkungan dimana anak itu tinggal. Saat anak melakukan interaksi dengan
orang lainmaka akan terjadi peritiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam
kehidupan anak yang dapat membentuk kepribadiannya. Perilaku yang ditunjukkan
oleh seorang anak dalam lingkungan sosialnya sangat dipengaruhi oleh kondisi
emosinya. Dan perkembangan emosi anak juga dipengaruhi oleh kondisi
lingkungannya.
Emosi merupakan suatu gejolak
penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan melibatkan hampir keseluruhan diri
individu. Emosi juga berfungsi untuk mencapai pemuasan atau perlindungan diri
atau bahkan kesejahteraan pribadi pada saat berhadapan dengan lingkungan atau
objek tertentu.
Maka dari itu, pengembangan emosi
anak adalah kemampuan anak dalam berhubungan dengan individu lain. Dimana dalam
lingkungannya akan terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna bagi hidup
anak dan akan membentuk kepribadian anak. Dan lingkungan juga yang akan
menentukan kepribadian seorang anak tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sasaran pengembangan emosi
di tanaman kanak-kanak?
2.
Apa metode pengembangan emosi di taman kanak-kanak?
C. Tujuan Masalah
Tujuan penulisan makalah ini
dilakukan untuk mengetahui pengembangan emosi ditaman kanak-kanak yang terjadi
pada anak.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Strategi Pengembangan Emosi
Berikut adalah penjelasan dari
strategi pengembangan emosi pada anak TK :
1. Kemampuan
untuk Mengenali Emosi Diri
Untuk membantu
anak mengenali emosinya, dapat dilakukan dengan cara membelajarkan anak untuk
memahami perasaan yang dialaminya. Orang tua ataupun guru, dapat mengajak anak
untuk mendiskusi mengenai berbagai emosi yang dirasakan berdasarkan
pengalamannya. Misalnya, mengarahkan rasa marah anak dengan suatu kegiatan
bermain.
2. Kemampuan
untuk Mengelola dan Mengekspresikan Emosi secara Tepat
Anak dapat
dibiasakan untuk berpikir realistis sehingga anak dapat menanggapi suatu
kejadian dengan perilaku yang tepat. Selain itu, pendidik juga dapat melatih
anak untuk mengelola emosi. Misalnya anak diajak untuk meredakan emosi marah
atau kecewa dengan cara mengalihkan emosi itu pada kegiatan lain yang berarti,
misalnya dengan menggambar.
3. Kemampuan
untuk Memotivasi Diri
Pengembangan
kemampuan untuk memotivasi diri didorong oleh kemampuan anak dalam
menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, pendidik diharapkan tidak mengabaikan
kemampuan anak untuk memecahkan masalah. Karena dengan penyelesaian masalah ini
anak dapat belajar banyak. Selain itu, pendidik perlu menanamkan optimisme pada
anak. Optimisme menjadikan anak tidak mudah putus asa, terbiasa untuk berpikir
positif, dan memiliki kecenderungan melihat sisi cerah terhadap suatu situasi.
Misalnya saat anak kecewa karena tidak dapat mengerjakan sesuatu, ajak anak
untuk bermain dengan menyusun balok-balok yang lebih mudah dan dapat dilakukan
anak.
4. Kemampuan
untuk Memahami Perasaan Orang Lain
Untuk
mengembangkan keterampilan anak dalam memahami perasaan orang lain maka upaya
pengembangan empati dan kepedulian terhadap orang lain menjadi sangat penting.
Anak sebaiknya mendapatkan pengalaman langsung dalam kehidupan nyata untuk
merasakan perasaannya tersebut. Pendidik dapat melatihnya dengan cara
mengunjungi panti asuhan, menengok orang sakit dan membicarakan kemungkinan
yang dihadapi orang sakit itu. Selain itu, bangkitkan rasa humor dalam
kehidupan keluarga karena humor merupakan peluruh dinding pembatas
antargenerasi yang paling efektif. Ajaklah anak melihat badut/sirkus untuk dapat
memiliki rasa gembira dan keinginan tertawa anak.
5. Kemampuan
untuk Membina Hubungan dengan Orang Lain
Latihlah anak
untuk bergabung dengan anak lain, bermain kelompok, dan melakukan kerja sama.
Pengalaman ini akan sangat berarti bagi anak untuk kehidupannya dikemudian
hari. Contohnya biarkan anak bermain dengan anak sebayanya dan perhatikanlah
serta arahkan cara bermain anak sehingga ia tidak mendominasi atau dikuasai
anak lainnya.
B. Materi Pembelajaran Pengembangan
Emosi Di Taman Kanak-Kanak
1. Cinta
dan Kasih Sayang
Kasih sayang
adalan reaksi emosional terhadap seseorang, binatang atau benda yang
ditunjukkan dengan perhatian yang hangat, dan mungkin terwujud dalam bentuk
fisik atau kata-kata. Reaksi kasih sayang terutama diperlihatkan dengan
perilaku ramah tamah, penuh perhatian, dan akrab.
2. Empati
Empati adalah
satu respon individu untuk merasakan perasaan orang lain dengan cara
seolah-olah ia yang mengalami peristiwa tersebut atau dengan kata lain ia
menempati posisi orang lain untuk merasakan perasaan yang sama.
3. Pengendalian
Emosi
Seorang anak
perlu dididik untuk dapat mengendalikan emosinya, kemampuan ini berhubungan
pula dengan kemampuan penyesuaian diri dan mengendalikan tindakan yang
disesuaikan dengan keadaan yang dialaminya. Jika berhasil mengendalikan
emosinya, anak akan merasa senang dan tenang jiwanya.
C. Metode Pengembangan Emosi
1. Bernyanyi
dan Bermain Musik
Dalam kehidupan
sehari-hari, kita selalu dikelilingi oleh musik yang beraneka ragam. Musik itu
bisa berasal dari suara alam, binatang atau manusia. Kehidupan manusia tidak
bisa lepas dari pengaruh musik karena dalam diri manusia sendiri pun memiliki
sumber musik. Misalnya pita suara ataupun degup jantung yang mirip seperti
suara drumband.
Musik memberikan
dampak nyata pada perkembangan emosional manusia. Oleh karena itu, bermain
musik bagi anak sangat penting dan memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam
pengembangan emosinya.
Mahmud (1995)
mengatakan bahwa musik dapat menimbulkan rasa kesatuan dan persatuan, rasa
kebangsaan, rasa keagamaan, rasa kagum, rasa gembira, dan sebagainya. Musik
dapat memberikan kepuasan rohaniah dan jasmaniah. Manfaat musik yang lain
diantaranya mendorong gerak pikir dan rasa, membangkitkan kekuatan dalam jiwa
dan membentuk watak. Musik menanamkan dalam jiwa manusia perasaan yang halus
atau budi yang halus.
Campbell (2001)
mengatakan bahwa musik dapat mengangkat suasana jiwa seseorang karena melalui
musik, kasih sayang serta doa didalam diri seseorang dapat dibangkitkan. Musik
merupakan salah satu instrumen atau media bagi seseorang untuk dapat merasakan
kasih sayang, keagungan illahi, serta semesta alam, dan melakukan transformasi
diri kealam spritual.
2. Bermain
Peran
Bermain peran
adalah permainan yang dilakukan anak dengan cara memerankan tokoh-tokoh,
benda-benda, binatang ataupun tumbuhan yang ada disekitar anak. Melalui
permainan ini daya imajinasi, kreativitas, empati serta penghayatan anak dapat
berkembang.
Dalam permainan
ini anak dapat mengembangkan kemampuan sosial emosional. Anak dapat mengekspresikan
berbagai macam emosinya tanpa takut, malu ataupun ditolak oleh lingkungannya.
Ia juga dapat mengeluarkan emosinya yang terpendam karena tekanan sosial. Dalam
bermain peran seorang anak dapat memainkan tokoh yang pemarah, baik hati,
takut, penuh kasih dan lain sebagainya.
3. Permainan
Hand Puppet
Hand puppet atau
permainan dengan menggunakan boneka tangan, merupakan salah satu permainan yang
digemari anak-anak usia TK. Melalui permainan ini anak akan belajar
berkomunikasi, berimajinasi, mengekspresikan perasaannya dan meningkatkan
kepercayaan dirinya. Untuk melakukan permainan yang lebih menyenangkan anak
membutuhkan kawan dalam melakukannya walaupun ada juga anak yang bermain
sendiri dan berbicara sendiri memainkan boneka tangannya.
4. Latihan
Relaksasi dan Meditasi dengan Musik
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukannya, Rachmawati (1998) mengatakan bahwa proses
relaksasi yang dilakukan pada anak, cukup efektif untuk latihan pengenalan
emosi diri mereka sendiri atau terbentuknya keterampilan emotional awareness.
Selain itu, aktivitas meditatif dengan musik dapat membantu proses katarsis,
dimana individu mengeluarkan emosi-emosi yang ditekan, menciptakan ketenangan,
dan meningkatkan produktivitas pembelajara pada anak.
5. Bercerita
Bercerita bagi
seorang anak adalah sesuatu yang menyenangkan. Melalui cerita anak dapat
mengembangkan imajinasinya menjadi apapun yang dia inginkan. Dalam cerita
seorang anak dapat memperoleh nilai yang banyakdan berarti bagi proses
pembelajaran dan perkembangannya, termasuk di dalamnya perkembangan emosi dan
sosialnya. Selain melatih keterampilan membaca, bagi seorang anak bercerita
merupakan suatu petualangan besar.
Solehuddin
(2000) dan Hidayat (2003) mengemukakan aktivitas bercerita juga dapat berfungsi
untuk membangun hubungan yang erat dengan anak. Melalui bercerita, para
pendidik dapat berinteraksi secara hangat dan akrab, terlebih lagi jika mereka
dapat menyelingi atau melengkapi cerita-cerita itu dengan unsur humor.
6. Permainan
Gerak dan Lagu
Permainan gerak
dan lagu merupakan aktivitas bermain musik sambil menari. Anak-anak sangat
menyukai permainan ini terutama jika kita memodifikasi lagu-lagu yang
diperdengarkan. Teknik pelaksanaannya sangat mudah.
7. Permainan
Feeling Band
Menurut Newcomb
(1994) permainan feeling band atau band perasaaan adalah permainan membunyikan
instrumen musik sesuai dengan ekspresi perasaan. Alat musik yang digunakan
sebaiknya jenis perkusi sehingga anak dapa lebih mudah menggunakannya. Dalam
permainan ini, guru berperan sebagai konduktor. Ia dapat meminta anak untuk
membunyika alat musiknya dengan ekspresi “marah, sedih, gembira, dan lain
sebagainya.” Anak-anak akan mencoba memahami perasaan itu terlebih dahulu
sebelum ia mengekspresikannya melalui alat musik yang dipegangnya.
8. Demonstrasi
Demonstrasi
adalah kegiatan memberi contoh atau memperlihatkan secara langsung dalam
melakukan suatu perbuatan atau perilaku. Dalam demonstrasi terkandung unsur
snowing, doing, and telling, yaitu perlihatkan, lakukan, dan katakan
sebagaimana yang dipaparkan Moeslichatoen (1999). Berkenaan dengan pengembangan
emosi, pembelajaran emosi dilakukan dengan cara mendemonstrasikan atau
mengekspresikan perasaan. Demonstrasi dapat dilakukan melalui kegiatan
bercakap-cakap terlebih dahulu, kemudian anak diminta untuk mendemonstrasikan
emosi yang diminta. Tujuan penerapan metode ini adalah untuk katarsis atau
mengeluarkan emosi yang ditekan, self awareness atau kesadaran terhadap diri
sendiri serta pengenalan terhadap bentuk emosi. Dalam metode ini guru juga
dapat menjelaska harapan lingkungan dalam proses pengekpresian emosi.
9. Permainan
Personifikasi
Permainan
personifikasi adalah permainan yag dilakukan dengan cara menirukan gerakan
binatang atau tumbuhan seolah-olah mereka hidup dengan cara hidup manusia.
Dalam permainan ini anak dapat berpura-pura menjadi rintik hujan, menjadi
selembar daun yang terbang tertiup angin atau pohon yang tumbang. Permainan ini
membutuhkan perasaan yang halus dari anak. Selain itu, empati dan perhatian
anak terhadap pola hidup makhluk lain juga dilatih. Melalui permainan ini, kepercayaan diri,
kebebasan berekspresi, kreativitas, dan imajinasi anak ikut terkembangkan.
D. Kegiatan Pengembangan Emosi Di TK
1. Demonstrasi
Judul : Permainan Ekspresi Bebas
Tujuan : Meningkatkan self awareness, mengenal
berbagai jenis emosi, kesadaran terhadap emosi sendiri, dan kesadaran perlunya
penyesuaian sosial.
Kegiatan :
Guru mengajak anak untuk
mengekspresikan emosi bersama, misalnya “satu, dua, tiga, tertawa!” anak-anak
dan guru pun tertawa bersama-sama “ha...ha...ha...”
Lalu guru memberi aba-aba kembali
“satu, dua, tiga....menangis....tersenyum....bersedih....takut....marah....”
dan lain sebagainya yang selalu diikuti oleh ekspresi bebas anak-anak.
Anak-anak sangat menyukai permainan
ini karena pada moment ini ia dapat mengekpresikan emosinya dengan bebas, tanpa
tekanan, dan aturan.
2. Kegiatan
Relaksasi
Judul :
Terbang Menuju Awan
Tujuan : Mengembangkan imajinasi, mengenal
emosi, dan meningkatkan kesadaran emosi diri sendiri.
Perlengkapan : Kaset musik klasik yang lembut, dapat juga kecapi suling,
gending jawa ataupun musik daerah yang lembut lainnya (disesuaikan dengan
daerah asal anak).
Kegiatan :
a) Guru
menyiapkan radio tape, ruangan yang nyaman, karpet ataupun alas untuk berbaring
lainnya dan kaset.
b) Guru
memberikan penjelasan pada anak-anak tentang aktivitas yang aka dilakukan, yaitu mereka akan mendengarkan
lagu sambil berbaring dan memejamkan mata.
c) Guru
memutar lagu dan anak-anak mendengarkannya dengan seksama dan penuh
penghayatan. Saat mendengarkan lagu, guru dapat membantu proses relaksasi anak
dengan memberikan sedikit aba-aba, misalnya dengan mengajaknya menarik napas
"ya..“betul, tarik napas...hembuskan perlahan, tarik napas....hembuskan”.
d) Setelah
selesai, mintalah anak-anak untuk membuka mata dan menceritakan apa yang
dirasakannya. Guru juga dapat memperhatikan ekspresi dan gesture mereka.
e) Sangat
dimungkinkan dengan lagu yang sama, namun komentar dan ekspresi yang dirasakan
anak berbeda-beda. Dengan cara ini pula guru dapat menemukan anak-anak yang
mengalami masalah sosial.
3. Kegiatan
Panggung Boneka
Judul : Si Kancil
Tujuan : Mengembangkan
imajinasi, empati, mengekpresikan perasaan serta belajar berkomunikasi dan
bekerja sama.
Perlengkapan :
Panggung boneka yang dapat dibuat sendiri dari karton tebal (dus bekas), boneka
tangan, gitar atau kaset jika dibutuhkan.
Kegiatan :
a) Guru
menyiapkan perlengkapan yang digunakan anak.
b) Kegiatan
selanjutnya guru mengelompokkan anak dan memberikan aturan untuk bergiliran
berperan sebagai penonton dan pemain.
c) Guru
menyiapkan kelompok anak-anak yang akan tampil dan meminta mereka memilih tokoh
yang akan diperankan. Jika anak kesulitan guru dapat ikut membantu.
d) Dalam
pelaksanaannya sebaiknya guru tidak terlalu banyak mengeintervensi, biarkan
anak-anak sendiri yang mengembangkan cerita masing-masing tokohnya.
E. Sasaran Pengembangan Emosi Di TK
Beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dan dibutuhkan anak dalam upaya pengembangan
emosi yang sehat sebagaimana yang dikemukakan oleh Reynolds (1990) diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Anak
TK harus mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang dari orang tuanya, keluarga,
guru-guru, dan teman-temannya.
2. Anak
TK harus memiliki perasaan diingikan dan memiliki tempat dalam keluarga,
sekolah, dan lingkungannya (perasaan saling memilki).
3. Anak
TK perlu memperoleh kesempatan untuk merasakan rasa berprestasi dan rasa puas
terhadap hal-hal/pekerjaan yang dilakukannya sendiri.
4. Anak
TK juga perlu memperoleh kesempatan untuk mandiri dan membuat keputusan
sendiri, dengan kesempatan untuk mencoba lagi bila ia gagal.
5. Seorang
anak TK harus mempunyai rasa aman dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
6. Seorang
anak TK harus pula memiliki kepercayaan pada dirinya dan membangun kesadaran
akan kebaikan-kebaikan yang ada pada dirinya.
7. Anak
TK juga harus diperlakukan sebagai seseorang, tidak sebagai bagian dari
keluarga atau kelompok, tetapi sebagai seseorang yang mempunyai identitas.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa pengembangan emosi anak dapat di bentuk melalui metode
pembelajaran seperti bernyanyi dan bermain musik, bermain peran, permainan hand
puppet, latihan relaksasi dan meditasi dengan musik, bercerita, permainan gerak
dan lagu permainan feeling band, demonstrasi dan permainan personifikasi.
Selain itu pengembangan emosi anak juga dapat dibentuk dari lingkungan dimana
anak itu tinggal. Karena dari lingkungan anak juga mendapat pengalaman dan
pristiwa-pristiwa penting yang terjadi pada anak. Dan dari pengalaman dan
pristiwa penting itu, kepribadian anak juga akan terbentuk.
Maka
dari itu, guru dan orang tua harus mengembangkan perkembangan emosi anak dengan
tepat dan baik, agar perkembangan emosi anak berkembang sesuai tahap
perkembangannya.
B. Saran
Demikianlah makalah yang saya buat semoga
bermanfaat bagi pembaca apabila ada saran yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada saya apabila terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan
memakluminya, karena saya masih dalam proses belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Rachmawati
Yeni, M.Pd, Buku Materi
Pokok Metode Pengembangan Sosial Emosional. Cetakan Kelima, Edisi Pertama.
Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.