Minggu, 31 Desember 2017

”Strategi Pengembangan Emosi Pada Anak Usia TK”


PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI
Dosen Pengampu: Mustika Dewi Muttaqien, M.Si
“Strategi Pengembangan Emosi Pada Anak Usia TK”



Disusun Oleh :
PUTRI ADIPURA
2015330017




SEMESTER 5
KELAS REGULER
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HAMIDIYAH
JAKARTA
2017



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr. Wb



Segala puji hanya bagi Allah Swt Tuhan semesta Alam. Allah yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada kita. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Besar Muhammad Saw, keluarganya, sahabatnya, dan kita sebagai generasi penerus hingga akhir zaman.

Alhamdulillah saya dapat berhasil menyelesaikan sebuah makalah tentang ”Strategi Pengembangan Emosi Pada Anak Usia TK.

Demikian pula dengan makalah ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
                                                                                                       
                                                                          
 Depok,  27 Novemver 2017  


                                                                                                            Putri Adipura










BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku yang berhubungan antara individu dengan individu lainnya sebagai bagian dari kelompoknya.

Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam hubungan dengan orang lain, baik dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun lingkungan dimana anak itu tinggal. Saat anak melakukan interaksi dengan orang lainmaka akan terjadi peritiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam kehidupan anak yang dapat membentuk kepribadiannya. Perilaku yang ditunjukkan oleh seorang anak dalam lingkungan sosialnya sangat dipengaruhi oleh kondisi emosinya. Dan perkembangan emosi anak juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya.
Emosi merupakan suatu gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan melibatkan hampir keseluruhan diri individu. Emosi juga berfungsi untuk mencapai pemuasan atau perlindungan diri atau bahkan kesejahteraan pribadi pada saat berhadapan dengan lingkungan atau objek tertentu.
Maka dari itu, pengembangan emosi anak adalah kemampuan anak dalam berhubungan dengan individu lain. Dimana dalam lingkungannya akan terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna bagi hidup anak dan akan membentuk kepribadian anak. Dan lingkungan juga yang akan menentukan kepribadian seorang anak tersebut.

B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sasaran pengembangan emosi di tanaman kanak-kanak?
2.    Apa metode pengembangan emosi di taman kanak-kanak?

C.  Tujuan Masalah
Tujuan penulisan makalah ini dilakukan untuk mengetahui pengembangan emosi ditaman kanak-kanak yang terjadi pada anak.



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Strategi Pengembangan Emosi
Berikut adalah penjelasan dari strategi pengembangan emosi pada anak TK :
1.    Kemampuan untuk Mengenali Emosi Diri
Untuk membantu anak mengenali emosinya, dapat dilakukan dengan cara membelajarkan anak untuk memahami perasaan yang dialaminya. Orang tua ataupun guru, dapat mengajak anak untuk mendiskusi mengenai berbagai emosi yang dirasakan berdasarkan pengalamannya. Misalnya, mengarahkan rasa marah anak dengan suatu kegiatan bermain.

2.    Kemampuan untuk Mengelola dan Mengekspresikan Emosi secara Tepat
Anak dapat dibiasakan untuk berpikir realistis sehingga anak dapat menanggapi suatu kejadian dengan perilaku yang tepat. Selain itu, pendidik juga dapat melatih anak untuk mengelola emosi. Misalnya anak diajak untuk meredakan emosi marah atau kecewa dengan cara mengalihkan emosi itu pada kegiatan lain yang berarti, misalnya dengan menggambar.

3.    Kemampuan untuk Memotivasi Diri
Pengembangan kemampuan untuk memotivasi diri didorong oleh kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, pendidik diharapkan tidak mengabaikan kemampuan anak untuk memecahkan masalah. Karena dengan penyelesaian masalah ini anak dapat belajar banyak. Selain itu, pendidik perlu menanamkan optimisme pada anak. Optimisme menjadikan anak tidak mudah putus asa, terbiasa untuk berpikir positif, dan memiliki kecenderungan melihat sisi cerah terhadap suatu situasi. Misalnya saat anak kecewa karena tidak dapat mengerjakan sesuatu, ajak anak untuk bermain dengan menyusun balok-balok yang lebih mudah dan dapat dilakukan anak.

4.    Kemampuan untuk Memahami Perasaan Orang Lain
Untuk mengembangkan keterampilan anak dalam memahami perasaan orang lain maka upaya pengembangan empati dan kepedulian terhadap orang lain menjadi sangat penting. Anak sebaiknya mendapatkan pengalaman langsung dalam kehidupan nyata untuk merasakan perasaannya tersebut. Pendidik dapat melatihnya dengan cara mengunjungi panti asuhan, menengok orang sakit dan membicarakan kemungkinan yang dihadapi orang sakit itu. Selain itu, bangkitkan rasa humor dalam kehidupan keluarga karena humor merupakan peluruh dinding pembatas antargenerasi yang paling efektif. Ajaklah anak melihat badut/sirkus untuk dapat memiliki rasa gembira dan keinginan tertawa anak.

5.    Kemampuan untuk Membina Hubungan dengan Orang Lain
Latihlah anak untuk bergabung dengan anak lain, bermain kelompok, dan melakukan kerja sama. Pengalaman ini akan sangat berarti bagi anak untuk kehidupannya dikemudian hari. Contohnya biarkan anak bermain dengan anak sebayanya dan perhatikanlah serta arahkan cara bermain anak sehingga ia tidak mendominasi atau dikuasai anak lainnya.

B.  Materi Pembelajaran Pengembangan Emosi Di Taman Kanak-Kanak

1.    Cinta dan Kasih Sayang
Kasih sayang adalan reaksi emosional terhadap seseorang, binatang atau benda yang ditunjukkan dengan perhatian yang hangat, dan mungkin terwujud dalam bentuk fisik atau kata-kata. Reaksi kasih sayang terutama diperlihatkan dengan perilaku ramah tamah, penuh perhatian, dan akrab.

2.    Empati
Empati adalah satu respon individu untuk merasakan perasaan orang lain dengan cara seolah-olah ia yang mengalami peristiwa tersebut atau dengan kata lain ia menempati posisi orang lain untuk merasakan perasaan yang sama.

3.    Pengendalian Emosi
Seorang anak perlu dididik untuk dapat mengendalikan emosinya, kemampuan ini berhubungan pula dengan kemampuan penyesuaian diri dan mengendalikan tindakan yang disesuaikan dengan keadaan yang dialaminya. Jika berhasil mengendalikan emosinya, anak akan merasa senang dan tenang jiwanya.

C.  Metode Pengembangan Emosi

1.    Bernyanyi dan Bermain Musik
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu dikelilingi oleh musik yang beraneka ragam. Musik itu bisa berasal dari suara alam, binatang atau manusia. Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari pengaruh musik karena dalam diri manusia sendiri pun memiliki sumber musik. Misalnya pita suara ataupun degup jantung yang mirip seperti suara drumband.
Musik memberikan dampak nyata pada perkembangan emosional manusia. Oleh karena itu, bermain musik bagi anak sangat penting dan memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam pengembangan emosinya.
Mahmud (1995) mengatakan bahwa musik dapat menimbulkan rasa kesatuan dan persatuan, rasa kebangsaan, rasa keagamaan, rasa kagum, rasa gembira, dan sebagainya. Musik dapat memberikan kepuasan rohaniah dan jasmaniah. Manfaat musik yang lain diantaranya mendorong gerak pikir dan rasa, membangkitkan kekuatan dalam jiwa dan membentuk watak. Musik menanamkan dalam jiwa manusia perasaan yang halus atau budi yang halus.
Campbell (2001) mengatakan bahwa musik dapat mengangkat suasana jiwa seseorang karena melalui musik, kasih sayang serta doa didalam diri seseorang dapat dibangkitkan. Musik merupakan salah satu instrumen atau media bagi seseorang untuk dapat merasakan kasih sayang, keagungan illahi, serta semesta alam, dan melakukan transformasi diri kealam spritual.

2.    Bermain Peran
Bermain peran adalah permainan yang dilakukan anak dengan cara memerankan tokoh-tokoh, benda-benda, binatang ataupun tumbuhan yang ada disekitar anak. Melalui permainan ini daya imajinasi, kreativitas, empati serta penghayatan anak dapat berkembang.
Dalam permainan ini anak dapat mengembangkan kemampuan sosial emosional. Anak dapat mengekspresikan berbagai macam emosinya tanpa takut, malu ataupun ditolak oleh lingkungannya. Ia juga dapat mengeluarkan emosinya yang terpendam karena tekanan sosial. Dalam bermain peran seorang anak dapat memainkan tokoh yang pemarah, baik hati, takut, penuh kasih dan lain sebagainya.

3.    Permainan Hand Puppet
Hand puppet atau permainan dengan menggunakan boneka tangan, merupakan salah satu permainan yang digemari anak-anak usia TK. Melalui permainan ini anak akan belajar berkomunikasi, berimajinasi, mengekspresikan perasaannya dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Untuk melakukan permainan yang lebih menyenangkan anak membutuhkan kawan dalam melakukannya walaupun ada juga anak yang bermain sendiri dan berbicara sendiri memainkan boneka tangannya.

4.    Latihan Relaksasi dan Meditasi dengan Musik
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya, Rachmawati (1998) mengatakan bahwa proses relaksasi yang dilakukan pada anak, cukup efektif untuk latihan pengenalan emosi diri mereka sendiri atau terbentuknya keterampilan emotional awareness. Selain itu, aktivitas meditatif dengan musik dapat membantu proses katarsis, dimana individu mengeluarkan emosi-emosi yang ditekan, menciptakan ketenangan, dan meningkatkan produktivitas pembelajara pada anak.

5.    Bercerita
Bercerita bagi seorang anak adalah sesuatu yang menyenangkan. Melalui cerita anak dapat mengembangkan imajinasinya menjadi apapun yang dia inginkan. Dalam cerita seorang anak dapat memperoleh nilai yang banyakdan berarti bagi proses pembelajaran dan perkembangannya, termasuk di dalamnya perkembangan emosi dan sosialnya. Selain melatih keterampilan membaca, bagi seorang anak bercerita merupakan suatu petualangan besar.
Solehuddin (2000) dan Hidayat (2003) mengemukakan aktivitas bercerita juga dapat berfungsi untuk membangun hubungan yang erat dengan anak. Melalui bercerita, para pendidik dapat berinteraksi secara hangat dan akrab, terlebih lagi jika mereka dapat menyelingi atau melengkapi cerita-cerita itu dengan unsur humor.

6.    Permainan Gerak dan Lagu
Permainan gerak dan lagu merupakan aktivitas bermain musik sambil menari. Anak-anak sangat menyukai permainan ini terutama jika kita memodifikasi lagu-lagu yang diperdengarkan. Teknik pelaksanaannya sangat mudah.

7.    Permainan Feeling Band
Menurut Newcomb (1994) permainan feeling band atau band perasaaan adalah permainan membunyikan instrumen musik sesuai dengan ekspresi perasaan. Alat musik yang digunakan sebaiknya jenis perkusi sehingga anak dapa lebih mudah menggunakannya. Dalam permainan ini, guru berperan sebagai konduktor. Ia dapat meminta anak untuk membunyika alat musiknya dengan ekspresi “marah, sedih, gembira, dan lain sebagainya.” Anak-anak akan mencoba memahami perasaan itu terlebih dahulu sebelum ia mengekspresikannya melalui alat musik yang dipegangnya.

8.    Demonstrasi
Demonstrasi adalah kegiatan memberi contoh atau memperlihatkan secara langsung dalam melakukan suatu perbuatan atau perilaku. Dalam demonstrasi terkandung unsur snowing, doing, and telling, yaitu perlihatkan, lakukan, dan katakan sebagaimana yang dipaparkan Moeslichatoen (1999). Berkenaan dengan pengembangan emosi, pembelajaran emosi dilakukan dengan cara mendemonstrasikan atau mengekspresikan perasaan. Demonstrasi dapat dilakukan melalui kegiatan bercakap-cakap terlebih dahulu, kemudian anak diminta untuk mendemonstrasikan emosi yang diminta. Tujuan penerapan metode ini adalah untuk katarsis atau mengeluarkan emosi yang ditekan, self awareness atau kesadaran terhadap diri sendiri serta pengenalan terhadap bentuk emosi. Dalam metode ini guru juga dapat menjelaska harapan lingkungan dalam proses pengekpresian emosi.

9.    Permainan Personifikasi
Permainan personifikasi adalah permainan yag dilakukan dengan cara menirukan gerakan binatang atau tumbuhan seolah-olah mereka hidup dengan cara hidup manusia. Dalam permainan ini anak dapat berpura-pura menjadi rintik hujan, menjadi selembar daun yang terbang tertiup angin atau pohon yang tumbang. Permainan ini membutuhkan perasaan yang halus dari anak. Selain itu, empati dan perhatian anak terhadap pola hidup makhluk lain juga dilatih.  Melalui permainan ini, kepercayaan diri, kebebasan berekspresi, kreativitas, dan imajinasi anak ikut terkembangkan.

D.  Kegiatan Pengembangan Emosi Di TK
1.    Demonstrasi
Judul                      : Permainan Ekspresi Bebas
Tujuan                   : Meningkatkan self awareness, mengenal berbagai jenis emosi, kesadaran terhadap emosi sendiri, dan kesadaran perlunya penyesuaian sosial.
Kegiatan                :
Guru mengajak anak untuk mengekspresikan emosi bersama, misalnya “satu, dua, tiga, tertawa!” anak-anak dan guru pun tertawa bersama-sama “ha...ha...ha...”
Lalu guru memberi aba-aba kembali “satu, dua, tiga....menangis....tersenyum....bersedih....takut....marah....” dan lain sebagainya yang selalu diikuti oleh ekspresi bebas anak-anak.
Anak-anak sangat menyukai permainan ini karena pada moment ini ia dapat mengekpresikan emosinya dengan bebas, tanpa tekanan, dan aturan.

2.    Kegiatan Relaksasi
Judul                  : Terbang Menuju Awan
Tujuan               : Mengembangkan imajinasi, mengenal emosi, dan meningkatkan kesadaran emosi diri sendiri.
Perlengkapan   : Kaset musik klasik yang lembut, dapat juga kecapi suling, gending jawa ataupun musik daerah yang lembut lainnya (disesuaikan dengan daerah asal anak).
Kegiatan            :
a)    Guru menyiapkan radio tape, ruangan yang nyaman, karpet ataupun alas untuk berbaring lainnya dan kaset.
b)   Guru memberikan penjelasan pada anak-anak tentang aktivitas yang aka  dilakukan, yaitu mereka akan mendengarkan lagu sambil berbaring dan memejamkan mata.
c) Guru memutar lagu dan anak-anak mendengarkannya dengan seksama dan penuh penghayatan. Saat mendengarkan lagu, guru dapat membantu proses relaksasi anak dengan memberikan sedikit aba-aba, misalnya dengan mengajaknya menarik napas "ya..“betul, tarik napas...hembuskan perlahan, tarik napas....hembuskan”.
d)   Setelah selesai, mintalah anak-anak untuk membuka mata dan menceritakan apa yang dirasakannya. Guru juga dapat memperhatikan ekspresi dan gesture mereka.
e)    Sangat dimungkinkan dengan lagu yang sama, namun komentar dan ekspresi yang dirasakan anak berbeda-beda. Dengan cara ini pula guru dapat menemukan anak-anak yang mengalami masalah sosial.

3.    Kegiatan Panggung Boneka
Judul                         : Si Kancil
Tujuan               : Mengembangkan imajinasi, empati, mengekpresikan perasaan serta belajar berkomunikasi dan bekerja sama.
Perlengkapan        : Panggung boneka yang dapat dibuat sendiri dari karton tebal (dus bekas), boneka tangan, gitar atau kaset jika dibutuhkan.
Kegiatan                   :
a)    Guru menyiapkan perlengkapan yang digunakan anak.
b)  Kegiatan selanjutnya guru mengelompokkan anak dan memberikan aturan untuk bergiliran berperan sebagai penonton dan pemain.
c)    Guru menyiapkan kelompok anak-anak yang akan tampil dan meminta mereka memilih tokoh yang akan diperankan. Jika anak kesulitan guru dapat ikut membantu.
d)   Dalam pelaksanaannya sebaiknya guru tidak terlalu banyak mengeintervensi, biarkan anak-anak sendiri yang mengembangkan cerita masing-masing tokohnya.

E.  Sasaran Pengembangan Emosi Di TK
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dan dibutuhkan anak dalam upaya pengembangan emosi yang sehat sebagaimana yang dikemukakan oleh Reynolds (1990) diantaranya adalah sebagai berikut :
1.    Anak TK harus mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang dari orang tuanya, keluarga, guru-guru, dan teman-temannya.
2.    Anak TK harus memiliki perasaan diingikan dan memiliki tempat dalam keluarga, sekolah, dan lingkungannya (perasaan saling memilki).
3.    Anak TK perlu memperoleh kesempatan untuk merasakan rasa berprestasi dan rasa puas terhadap hal-hal/pekerjaan yang dilakukannya sendiri.
4.    Anak TK juga perlu memperoleh kesempatan untuk mandiri dan membuat keputusan sendiri, dengan kesempatan untuk mencoba lagi bila ia gagal.
5.    Seorang anak TK harus mempunyai rasa aman dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
6.    Seorang anak TK harus pula memiliki kepercayaan pada dirinya dan membangun kesadaran akan kebaikan-kebaikan yang ada pada dirinya.
7.    Anak TK juga harus diperlakukan sebagai seseorang, tidak sebagai bagian dari keluarga atau kelompok, tetapi sebagai seseorang yang mempunyai identitas.

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan emosi anak dapat di bentuk melalui metode pembelajaran seperti bernyanyi dan bermain musik, bermain peran, permainan hand puppet, latihan relaksasi dan meditasi dengan musik, bercerita, permainan gerak dan lagu permainan feeling band, demonstrasi dan permainan personifikasi. Selain itu pengembangan emosi anak juga dapat dibentuk dari lingkungan dimana anak itu tinggal. Karena dari lingkungan anak juga mendapat pengalaman dan pristiwa-pristiwa penting yang terjadi pada anak. Dan dari pengalaman dan pristiwa penting itu, kepribadian anak juga akan terbentuk.
Maka dari itu, guru dan orang tua harus mengembangkan perkembangan emosi anak dengan tepat dan baik, agar perkembangan emosi anak berkembang sesuai tahap perkembangannya.

B.  Saran
Demikianlah makalah yang saya buat semoga bermanfaat bagi pembaca apabila ada saran yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada saya apabila terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan memakluminya, karena saya masih dalam proses belajar.


DAFTAR PUSTAKA

Rachmawati Yeni, M.Pd, Buku Materi Pokok Metode Pengembangan Sosial Emosional. Cetakan Kelima, Edisi Pertama. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.


 

”Strategi Pengembangan Emosi Pada Anak Usia TK”

PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI Dosen Pengampu: Mustika Dewi Muttaqien, M.Si “Strategi Pengembangan Emosi Pada Anak Usia ...